Rabu, 13 Juni 2012

PERANG SALIB


Menciptakan perdamaian diantara pluralisme agama dan budaya, memang merupakan cita-cita bersama seluruh umat manusia di seluruh dunia. Karena itu, konsep toleransi sebagai elemen penting dalam masyarakat ideal, selalu menjadi prinsip kebersamaan. Meskipun demikian, fanatisme berlebihan dan loyalitas mendalam terhadap agamanya, sering membuat mati hati umat manusia hingga melupakan pentingnya kebersamaan diantara perbedaan.
Hal inilah yang melanda pemeluk agama Kristen dengan loyalitas tinggi pada paus dan kaum muslim yang menjadikan semangat jihad sebagai pandangan hidup, lalu berada pada posisi saing yang sama dalam merebut hegemoni. Konsekwensinya, konflik berdasarkan kepentingan dan warisan sejarah pun tidak dapat dihindari yang dalam sejarah dikenal sebagai Perang Salib.
Penanaman peristiwa akbar ini , didorong oleh pertimbangan kondisional sekitar terjadinya ekspedisi militer yang dilancarkan oleh pihak Kristen terhadap kekuatan Muslim dalam periode 1095-1291 M. hal ini disebabkan karena adanya dugaan bahwa pihak kristen dalam melancarkan serangan tersebut didorong oleh motivasi keagamaan .
PERANG SALIB
Perang ini dinamakan perang salib karena orang-orang Kristen yang terlibat dalam perang ini mengenakan tanda salib pada baju mereka dan kepada mereka dijanjikan keuntungan spiritual oleh Paus, atas jasa-jasa mereka dalam membebaskan tanah suci.
Perang Salib adalah kumpulan gelombang dari pertikaian agama bersenjata yang dimulai oleh kaum Kristiani pada periode 1095 – 1291, biasanya direstui oleh Paus atas nama Agama Kristen, dengan tujuan untuk menguasai kembali Yerusalem dan “Tanah Suci” dari kekuasaan Muslim dan awalnya diluncurkan sebagai respon atas permohonan dari Kekaisaran Byzantium yang beragama Kristen Ortodox Timur untuk melawan ekspansi dari Dinasti Saljuk yang beragama Islam ke Anatolia .
Cita-cita orang Kristen Eropa dalam perang salib antara lain adalah :
a. Reformasi Cluny
b. Impian kaum Frank
c. Ambisi-ambisi duniawi, dan
d. Kesalehan pribadi
Dua warna perjumpaan Islam dan Kristen yaitu:
1. Kelam, penuh dengan kecurigaan, pertentangan, permusuhan bahkan perang.
2. Cerah, meliputi kehidupan bersama dalam hubungan yang damai, saling percaya dan memerkaya.
Faktor penyebab terjadinya perang salib antara lain adalah :
1. Faktor agama
a. Sejak dinasti saljuk merebut baitulmagdis dari dinasti Fatimiah(1070). Mereka sering mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari orang-orangg Saljuk ketika pulang berziarah .
b. Pidato Paus Urbanus II tentang adanya kewajiban orang Kristen untuk mengunjungi dan merebut kuburan-kuburan suci dari orang –orang non- Kristen, pengampunan dosa bagi yang ikut perang, dan jaminan syurga bagi yang mati dalam peperangan.
2. Faktor politik
a. Kondisi kekuasaan Islam sedang melemah sehingga orang kristen Eropa ikut ambil bagian dalam perang salib. Dinasti Saljuk sedang mengalami perpecahan, dinasti Fatimiah sedang dalam keadaan lumpuh dan Islam di Spanyol semakin goyah.
b. Situasi seperti ini sangat menguntungkan bagi para penguasa Kristen Eropa untuk merbut satu persatu daerah kekuasaan Islam (baitul magdis).
3. Faktor sosial ekonomi
a. Stratifikasi sosial masyarakat Eropa yang terdiri dari: kaum gereja, bangsawan serta ksatria dan rakyat jelata. Dan golongan yang terakhir ini yang menjadi kelompok mayoritas kala itu yang mana mereka harus tunduk kepada tuan tanah, beban pajak, dan kewajiban lainnya.
b. Kaum gereja memobilisir mereka untuk ikut serta dalam perang dangan janji kebebasan dan kesejahteraan jika mampu menang dalam peperangan tersebut.
c. Diskriminasi terhadap rakyat jelata, dan yang berhak mendapatkan harta waris hanya anak tertua, jika anak tertua telah meninggal maka harta waris diserahkan kepada gereja. Hal ini menyebabkan peningkatan angka kemiskinan, sehingga beramai-ramai ikut seruan perang.
4. Adanya desakan dinasti Saljuk terhadap posisi dan kedudukan kekuasaan Bizantyium di Syam dan Asia Kecil. Bahkan, Bizantium merasa lebih terancam setelah Salajiqah memenangkan pertempuran yang sangat menentukan di Muzikert pada tahun 1071. Karena itu, tidak heran kalau Emperor meminta bantuan dari Eropa Barat, termasuk dari Paus yang kekuasaannya cukup besar .
Periodesasi perang salib
a. Periode pertama disebut periode penaklukan (1096-1144). Tentara salib dipimpin oleh Godfrey, meraka berhasil menduduki kota suci Palestina (Yerussalem) pada 7 Juni 1099 (493H) dan mendapat gelar “bangsawan dan Pelindung tanah Suci” . Pasukan salib melakukan pembantaian besar-besaran terhadap umat Islam.
Perang pada periode ini berlangsung selama 3 tahun (1096-1099) dan dimenangkan oleh pasukan salib. Sehingga berdirilah kerajaan latin Kristen (kerajaan baitul magdis/1099 dibawah pemerintahan Godfrey).
Dalam masa kekuasaan Kristen ada beberapa tempat yang mereka jadikan tempat-tempat penting:
1. Dome of the rocck dijadikan gereja.
2. Al Aqsha dijadikaan kantor pusat para kesatria biarawan (Knights Templar).
b. Periode kedua disebut periode reaksi umat Islam (1144-1192) umat Islam dipimpin oleh Imanuddin Zanki dan berhasil menaklukkan kembali Aleppo dan Andessa (periode pertama dikuasai tentara salib).
Keberhasilan kaum muslimin, dengan munculnya Salahuddin al Ayyubi di Mesir yang berhasiil membebaskan Baitulmagdis (1187) dan membangkitkan semangat salib.
Antara Salahuddin dengan tentara salib mengadakan perjanjian yang disebut Shulh al Rahman dengan isi:
1. Baitulmagdis di bawah kendali kaum Muslimin, dengan syarat kaum Kristen tidak dihalangi ziarah kesana.
2. Kaum Salib melindungi pantai Syam
3. Tanda-tanda agama Kristen yang dirampas Islam dikembalikan.
Perebutan kembali yarussalem oleh salahudin dilihat oleh penguasa kristen barat sebagai mala petaka yang harus di jawab dengan perang salib berikutnya (perang salib ketiga).
c. Priode ketiga, berlangsung tahun 1193-1291 ini lebih dikenal dengan priode perang saudara kecil-kecilan atau priode kehancuran pasukan perang salib.
Priode ini lebih diwarnai oleh ambisi politik untuk memperoleh kekuasaan dari pada motifasi agama.
Tujuan pertama mereka untuk membebaskan baitul makdis seolah-olah mereka lupakan. Priode ini munculah pahlawan wanita yaitu syajar Ad-durr. Ia berhasil menghancurkan pasukan raja Louis IX dari Perancis dan sekaligus menangkap raja tersebut. Raja ini telah mampu menunjukan sekap kebesaran islam dengan membebaskan dan mengizinkan raja Louis IX kembali kenegrinya Perancis.
Jalannya Perang Salib yaitu:
Perang Salib 1, Pada tahun 490 H/1096 M. sebuah pasukan salib yang dipimpin oleh komandan Walter dapat ditundukkan oleh kekuatan Kristen Bulgaria. Kemudian Peter yang mengkomandoi kelompok kedua pasukan salib bergerak melalui Hungaria dan Bulgaria. Pasukan ini berhasil menghancurkan setiap kekuatan yang menghalanginya. Seorang sultan negeri Nice berhasil menghadapinya bahkan sebagian pimpinan salib berkenan memeluk lslam dan sebagian pasukan mereka terbunuh dalam peperangan ini.
Perang Salib 2, Dengan jatuhnya kembali kota Edesa oleh pasukan muslim, tokoh-tokoh Kristen Eropa dilanda rasa cemas. St Bernard segera menyerukan kembali perang salib melawan kekuatan muslim. Seruan tersebut membuka gerakan perang salib kedua dalam sejarah Eropa. Beberapa penguasa Eropa menanggapi poisitif seruan perang suci ini. Kaisar jerman yang bernama Conrad III, dan kaisar perancis yang bernama Louis VII segera mengerahkan pasukannya keAsia. Namun kedua pasukan ini dapat dihancurkan ketika sedang dalam perjalanan menuju Syiria. Dengan sejumlah pasukan yang tersisa mereka berusaha mencapai Antioch, dan dari sisi mereka menuju ke Damaskus.
Perang Salib 3, Jatuhnya Yerusalem dalam kekuasaan Salahuddin menimbulkan keprihatinan besar kalangan tokoh-tokoh Kristen. Seluruh penguasa negeri Kristen di Eropa berusaha menggerakkan pasukan salib lagi. Ribuan pasukan Kristen berbondong-bondong menuju Tyre untuk berjuang mengembalikan prestis kekuatan mereka yang telah hilang. Menyambut seruan kalangan gereja, maka kaisar Jerman yang bernama Frederick Barbarosa, Philip August, kaisar Perancis yang bernama Richard, beberapa pembesar kristen rnembentuk gabungan pasukan salib. Dalam hal ini seorang ahli sejarah menyatakan bahwa Perancis mengerahkan seluruh pasukannya baik pasukan darat maupun pasukan lautnya. Bahkan wanita-wanita Kristen turut ambil bagian dalam peperangan ini. Setelah seluruh kekuatan salib berkumpul di Tyre, mereka segera bergerak mengepung Acre.
Perang Salib 4, Dua tahun setelah kematian Salahuddin berkobar perang salib keempat atas inisiatif Paus Celestine III. Namun sesungguhnya peperangan antara pasukan muslim dengan pasukan Kristen telah berakhir dengan usianya perang salib ketiga. Sehingga peperangan berikutnya tidak banyak dikenal. Pada tahun 1195 M. pasukan salib menundukkan Sicilia, kemudian terjadi dua kali penyerangan terhadap Syria. Pasukan kristen ini mendarat di pantai Phoenecia dan menduduki Beirut. Anak Salahuddin yang bernama al-Adil segera rnenghalau pasukan salib. la selanjutnya menyerang kota perlindungan pasukan salib. Mereka kemudian mencari tempat perlindungan ke Tibinim, lantaran semakin kuatnya tekanan dari pasukan Muslim, pihak salib akhirnya menempuh inisiatif damai. Sebuah perundingan menghasilkan kesepakatan pada tahun 1198M, bahwa peperangan ini harus dihentikan selama tiga tahun.
Perang Salib 5, Belum genap mencapai tiga tahun, Kaisar Innocent III menyatakan secara tegas berkobarnya perang salib ke lima setelah berhasil rnenyusun kekuatan miliier. Jenderal Richard di lnggris menolak keras untuk bergabung dalam pasukan salib ini, sedang mayoritas penguasa Eropa lainnya menyarnbut gembira seruan perang tersebut. Pada kesempatan ini pasukan salib yang bergerak menuju Syria tiba-tiba mereka membelokkan geiakannya menuju Konstantinopel. Begitu tiba di kota ini, mereka membantai ribuan bangsa romawi baik laki-laki maupun perempuan secara bengis dan kejam. pembantai ini berlangsung dalam beberapa hari. Jadi pasukan muslim sama sekali tidak mengalami kerugian karena tidak terlibat dalam peristiwa ini.
Perang Salib 6, Pada tahun 613 H/1216M, Innocent III mengobarkan propaganda perang salib ke enam. 250.000 pasukan salib, mayoritas Jerman, mendarat di Syria. Mereka terserang wabah penyakit di wilayah pantai Syria hingga kekuatan pasukan tinggal tersisa sebagian. Mereka kemudian bergerak menuju Mesir dan kemudian mengepung kota Dimyat. Dari 70.000 personil, pasukan salib berkurang lagi hingga tinggal 3.000 pasukan yang tahan dari serangkaian wabah penyakit. Bersamaan dengin ini, datang tambahan pasukan yang berasal dari perancis yang bergerak menuju Kairo. Narnun akibat serangan pasukan muslim yang terus-menerus, mereka men jadi terdesak dan terpaksa rnenempuh jalan damai. Antara keduanya tercapai kesepakatan damai dengan syarat bahwa pasukan salib harus segera meninggalkan kota Dimyat.
Perang Salib 7, Untuk mengatasi konflik politik internal, Sultan Kamil mengadakan perundingan kerja sarna dengan seorang jenderal Jerman yang bernarna Frederick. Frederick bersedia membantunya rnenghadapi musuh-musuhnya dari kalangan Bani Ayyub sendiri, sehingga Frederick nyaris menduduki dan sekaligus berkuasa di yerusalem. Yerusalem berada di bawah kekuasaan tentara salib sampai dengan tahun 1244 M., setelah itu kekuasaan salib direbut oleh Malik al-shalih Najamuddi al-Ayyubi atas bantuan pasukan Turki Khawarizmi yang berhasil meiarikan diri dari kekuasaan Jenghis Khan.
Perang Salib 8, Dengan direbutnya kota Yerusalern oleh Malik al- Shalih, pasukan salib kembali menyusun penyerangan terhadap wilayah lslam. Kali ini Louis IX, kaisar perancis, yang memimpin pasukan salib kedelapan. Mereka mendarat di Dirnyat dengan mudah tanpa perlawanan yang beranti. Karena pada saat itu Sultan Malikal-shalih sedang menderita sakit keras sehingga disiplin tentara muslim merosot. Ketika pasukan Louis IX bergerak menuju ke Kairo melalui jalur sungai Nil, mereka mengalami kesulitan lantaran arus sungai mencapai ketinggiannya, dan mereka juga terserang oleh wabah penyakit, sehingga kekuatan salib dengan mudah dapat dihancurkan oleh pasukan Turan Syah, putra Ayyub.
Akibat : ketegangan dan saling memperkaya
a. Warna kelam, pristiwa ini memberi kotribusi yang dominan dalam hubungan dan perjumpaan pengikut kedua agama besar di dunia.
b. Perang salib melahirkan paradikma baru dalam hubungan islam dan kristen.
c. Belangsung pula hubungan dagang antara wilayah-wilayah kristen eropa dengan pedagang islam arab. Hubungan islam dan barat dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada masa perang Salib terjadi peningkatan penerjemahan karya Penerjemahan buku teologi islam kedalam bahasa latin melandasi terbentuknya study khusus tentang orentaliesme. Perang salip merupakan awal titik singgung kebudayaan islam dan bangsa eropa.
d. Kaum salib mempergunakan kesempatan untuk berbaur dengan rakyat sekaligus berkenalan dengan kebudayaan dan pradaban islam ketika tidak terjadi kontak senjata.
e. Dalam bidang militer, salib mendapat pengetahuan tentang:
1. Melatih burung merpati pos.
2. Menyambut kemaenangan dengan tournament.
3. Mempelajari taktik pengepungan dan penyerangan kota.
Dalam referensi lain disebutkan beberapa akibat perang Salib , antara lain:
a. Perang salib ini menjadi penghubung bagi bangsa Eropa mengenali dunia lslam secara lebih dekat. Hal ini sangat-besar andil dan peranannya dalam meahirkan era renaissance di Eropa.
b. Pasukan salib merupakan penyebar hasrat bangsa Eropa dalam bidang perdagangan dan perniagaan terhadap bangsa-bangsa timur.
c. Timbulnya kegiatan penyelidikan bangsa Eropa mengenai berbagai seni dan pengetahuan penting dan berbagai penemuan yang teiah dikenali ditimur. Misalnya, kompas kelautan, kincir angin, dan lain-lain,
d. Mereka juga menyelidiki sistem pertanian, dan yang lebih penting adalah mereka rnengenali sistem industri timur yang telah maju.
e. Pihak muslim yang semula menguasai jalur pelayaran di laut tengah kehilangan supremasinya ketika bangsa-bangsa Eropa menempuh rute pelayaran laut tengah secara bebas.
KESIMPULAN
Perang Salib adalah kumpulan gelombang dari pertikaian agama bersenjata yang dimulai oleh kaum Kristiani pada periode 1095 – 1291; biasanya direstui oleh Paus atas nama Agama Kristen, dengan tujuan untuk menguasai kembali Yerusalem dan “Tanah Suci” dari kekuasaan Muslim dan awalnya diluncurkan sebagai respon atas permohonan dari Kekaisaran Byzantium yang beragama Kristen Ortodox Timur untuk melawan ekspansi dari Dinasti Saljuk yang beragama Islam ke Anatolia .
Faktor penyebab terjadinya perang salib antara lain adalah : Faktor agama, Faktor politik, Faktor sosial ekonomi, Adanya desakan dinasti Salajiqah terhadap posisi dan kedudukan kekuasaan Bizantyium di Syam dan Asia Kecil .
Dalam referensi lain disebutkan beberapa akibat perang Salib , antara lain: Perang salib ini menjadi penghubung bagi bangsa Eropa dengan Islam. Pasukan salib merupakan penyebar hasrat bangsa Eropa dalam bidang perdagangan dan perniagaan terhadap bangsa-bangsa timur. Timbulnya kegiatan penyelidikan bangsa Eropa mengenai berbagai seni dan pengetahuan penting dan berbagai penemuan yang teiah dikenali di Timur. Misalnya, kompas kelautan, kincir angin, dan lain-lain. Mereka juga menyelidiki sistem pertanian, dan yang lebih penting adalah mereka rnengenali sistem industri timur yang telah maju. Pihak muslim yang semula menguasai jalur pelayaran di laut tengah kehilangan supremasinya ketika bangsa-bangsa Eropa menempuh rute pelayaran laut tengah secara bebas.

Senin, 11 Juni 2012

AQIDAH DAN MANHAJ

AQIDAH DAN MANHAJ

  • Siapakah Ahli Hadits – Syaikh Walid Saif an-Nashir
  • Manhaj Istidlal Ahlus Sunnah wal Jama’ah
  • Metodologi Tafsir
  • Pengantar Ilmu Tafsir
  • Jenis-Jenis Manusia Dalam Wala dan Baro (Syaikh Shalih Fauzan)
  • Menjawab Syubhat Quburiyyun (Syaikh Ali bin Yahya Babakr)
  • Masuk Surga Tanpa Hisab dan Adzab
  • Apakah Asy’ariya itu Ahlus Sunnah? (Ustadz Abu Ihsan)
  • Pembelaan Terhadap Abu Hurairoh 2 (Ustadz Kholid Syamhudi)
  • Pembelaan Terhadap Abu Hurairoh 1 (Ustadz Kholid Syamhudi)
  • Garis Pemisah Antara Dakwah Salafiyah dan Hizbiyah
  • Metode Salaf dalam Menimba Ilmu (Syaikh Abdul Azhim Badawi)
  • Penyegeraan Kehancuran Bagi Para Penentang Rasul (Syaikh Abdul Malik Ramadhani)
  • Tashfiyah dalam dakwah menuju kepada Alloh (Ustadz Abu Ihsan)
  • Sabar dan lemah Lembut di dalam dakwah (Ustadz Fariq Annuz)
  • Keistimewaan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Syaikh Muhammad Ibrahim al-Hamd) (PDF 485 kb)
  • Studi Singkat tentang Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Syaikh Muhammad Ibrahim al-Hamd) (PDF 182 kb)
  • Aqidah Islamiyyah dan Kestimewaannya (Syaikh Muhammad Ibrahim al-Hamd) (PDF 215 kb)
  • Karakteristik Manhaj Yang Bathil (DR. Shalih ash-Shalih) (PDF 123 kb)
  • Wajibnya Memusuhi Yahudi (Imam Ibnu Baz) (PDF 274 kb)
  • Hakikat Nushroh di dalam Islam (Muram al-’Athiyyah) (PDF 29 kb)
  • Hakikat Ghuluw di dalam Hajr dan Penjelasan Ulama tentangnya (PDF 1.203 kb)
  • Hadits Ahad Hujjah dalam Aqidah, Amal dan Akhlak (Ustadz Abdul Hakim Abdat) (PDF 725 kb)
  • Hakikat Ghuluw di dalam Takfir dan Bahayanya (Syaikh Ali Hasan) (PDF 374 kb)
  • Binasalah Yahudi : Nubuwat Kehancuran Yahudi (PDF 594 kb)
  • Garis Pemisah Antara Dakwah Salafiyah dan Dakwah Hizbiyah (Ustadz Arif Fathul Ulum) (PDF 145 kb)
  • Keistimewaan Aqidah Islamiyah (Syaikh Muhammad Ibrahim al-Hamd) (PDF 157 kb)
  • Metode Istidlal Ahlus Sunnah Antara Aqli dan Naqli (PDF 110 kb)
  • Al-Wajiz fi Manhajis Salaf (24 kb)
  • Al-Wajiz fi Manhajis Salaf (PDF 273 kb)
  • Perkara Keimanan dari Pokok Aqidah Salafiyah (Markaz Albani) (PDF 175 kb)
  • Hakikat Bid’ah – Tanya Jawab bersama al-Muhaddits al-Albani (PDF 363 kb)
  • Hakikat an-Nushroh dan Jihad di dalam Islam (Muram Athiyah) (PDF 212 kb)
  • Penjelasan tentang Ihya’ut Turats dan Ta’awun dengannya (Ust. Firanda, Lc.) (PDF 219 kb)
  • Bagaimana Hukum Jihad di Palestina (Syaikh Abu Umar al-Utaibi) (PDF 134 kb)
  • Metode Ibnu Taimiyah dalam Membedah Firqah Khawarij (PDF 172 kb)
  • Menjawab Syubuhat Quburiyun (Syaikh Ali Babakar) (PDF 257 kb)
  • Seruan Untuk Menolong Kaum Muslimin di Iraq dan Afghanistan (Syaikh Abdurrahman al-Barrak) (PDF 86 kb)
  • Dialog Bersama Syaikh as-Surkati (Kilas Balik berdirinya Al-Irsyad) (PDF 93 kb)
  • Ta’awun (Kerjasama) Yang Syar’i dan Bathil (Markaz Imam Albani) (PDF 240 kb)
  • Penjelasan Haiah Kibar al-Ulama’ tentang Bahaya Takfir (Pengkafiran) (PDF 288 kb)
  • Wajibnya Memusuhi Yahudi (Imam Ibnu Bazz) (PDF 156 kb)
  • Binasalah Yahudi : Nubuwat Kehancuran Yahudi (PDF 321 kb)
  • Mengapa Harus Salafi (Ust. Abdurrahman Thayib, Lc.) (PDF 155 kb)
  • Qodho’ dan Qodar (al-Allamah al-Faqih Ibnu al-Utsaimin) (PDF 178 kb)
  • Qo’idatul Arba’ah (Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab) (PDF 178 kb)




  • RUDUD DAN BANTAHAN

  • Wahai Mujahidin (Catatan Untuk Buletin Shoutul Jihad) – ‘Abdurrahman Thayib, Lc
  • Perayaan Tahun Baru itu Syiar kaum Kuffar
  • Mufti Mesir : Wish Marry Christmas
  • Menyorot perayaan Natal
  • Surat Terbuka Kepada Paus (Pope) Benedictus XIV (Syaikh Rabi’)
  • Al-Qiyadah Tidak Hanya Sesat!!!
  • Menyingkap Syubhat Terhadap Dakwah Salafiyah (Apakah Syaikh Rabi’ dan Syaikh Bakr berselisih di dalam masalah manhaj)
  • Saudi dan Wahhabisme difitnah (Mengungkap Agenda Neo-Con)
  • Ikhwanul Muslimin Bencana yang dianggap anugerah (Tim Redaksi al-Hujjah)
  • DR Abdullah Azzam bersama Syaikh salafiyyin di Afghanistan (Syaikh Utsman Abdus Salam Nuh)
  • DR. Abdullah Azzam dan Klaim Jihad Afghani (Syaikh Utsman Abdus Salam Nuh)
  • DR. Abdullah Azzam dan tuduhan “Para Penghapal Matan” (Syaikh Utsman Abdus Salam Nuh)
  • Siapakah Yang Sebenarnya Agen Yahudi (Bantahan Tuntas Tuduhan Dusta Agen Mossad dan Risalah Mujahidin)
  • Benarkah Imam Bukhari Tidak menggunakan Hadits Ahad dalam masalah aqidah (Ustadz Abdul Hakim Abdat)
  • Polemik Hadits Ahad : bantahan Surat terbuka (Ustadz Abu Ihsan)
  • Mengapa menolak hadits ahad? (Ustadz Zainal Abidin)
  • Ahli Bid’ah mengaku-ngaku Ahlis Sunnah (Syaikh Abu Abdis Salam Hasan al-Husaini)
  • Buku Dakwah Salafiyyah Dakwa Bijak Dalam Sorotan (Ustadz Abu Ahmad)
  • Benarkah Imam Bukhari Mengambil periwayatan dari Syiah?
  • Taqiyah Ritual Kaum Syiah
  • Syiah = Yahudi
  • Studi Kritis Syair Barzanji
  • Peringatan Maulud Sejarah, Tinjauan Syariat dan Dampaknya
  • Syiah dan Tradisi Kawin Kontrak
  • Bantahan Pengingkaran Hadits ‘Irbadh bin Sariyah tentang Khulafaur Rasyidin oleh Kelompok Sesat Syiah
  • Cukupkah hanya Al-Qur’an (Bantahan Bagi Kaum Inkarus Sunnah)
  • Ghadir Qum Antara Keyakinan Sunni dan Syiah
  • Abdullah bin Saba’ bukan tokoh fiktif!
  • Pokok-Pokok Kesesatan Syiah
  • Abdullah bin Saba’ tokoh Yahudi pencipta agama Syiah
  • Perisai Penangkis Di Dalam Membela Imam Albani Dari Kejahatan “Al-Mudzabdzab” at-Tahriri (PDF 472 kb)
  • Jama’ah Tabligh Shufi Gaya Baru (Al-Imam Al-Albani) (PDF 72 kb)
  • Hakikat Dakwah Syaikh Muhammad Abdul Wahhab Terhadap Pemerintah Utsmani (Muhammad Ali ash-Sholabi) (PDF 705 kb)
  • Fatwa Ulama Tentang Usamah Bin Laden (PDF 360 kb)
  • Beberapa Kesalahan Fatal Di Dalam Buku Harun Yahya (PDF 242 kb)
  • Hizbut Tahrir Dari Mereka Untuk Mereka : Bantahan Terhadap Tuduhan Mujjadid Kepada Imam Ibnu Baz (PDF 524 kb)
  • Benarkah Mereka Berjihad? (Ustadz Abdurrahman Thayib, Lc) (PDF 324 kb)
  • Syaikh Ahmad Surkati : reformis yang terzhalimi (PDF 645 kb)
  • Aidh al-Qorni dan Amma Ba’du (PDF 112 kb)
  • Antara Bantahan dan Ghibah (Ustadz Abdurrahman Thayib) (PDF 163)
  • Bersedihlah!!! Koreksi terhadap Buku La Tahzan dan penulisnya serta pemikiran Salman al-Audah (Syaikh Ibrahim ar-Ruhaili)
  • Jabat Tangan dengan Ajnabiyah Haram : Bantahan terhadap TKAHI dan Syamsudin Ramadhan serta Hizbut Tahrir (48 kb)
  • Antara Bantahan Dan Ghibah (63 kb)
  • Menjawab Tuduhan Meluruskan Kesalahfahaman (57kb)
  • Perisai Penuntut Ilmu dari Syubhat Abdurrahman ath-Thalibi (117 kb)
  • Salafi Bukan Murji’ah (Ustadz Abdurrahman Thayib, Lc.)(PDF 2.561 Kb)
  • Tanya Jawab Seputar HT bersama Syaikh Salim al-Hilali (PDF 442 Kb)
  • Tanya Jawab Seputar HT bersama Syaikh Salim al-Hilali (77 Kb)
  • Fatwa Ulama tentang Jama’ah Tabligh (PDF 172 Kb)
  • Studi Kritis Jama’ah Tabligh (37 Kb)
  • Studi Kritis Jama’ah Tabligh (PDF 148 kb)
  • Menepis Tuduhan Membela Kebenaran : Bantahan terhadap Fauzan al-Anshori (PDF 178 Kb)
  • Kenapa Alergi Dengan Salafi? : Bantahan terhadap Kyai Jaidi & Majalah Mabadi’ Al-Irsyad (PDF 190 Kb)
  • Koreksi Total Manhaj Ikhwanul Muslimin 1 (PDF 158 Kb)
  • Koreksi Total Manhaj Ikhwanul Muslimin 2 (PDF 176 Kb)
  • Koreksi Total Manhaj Ikhwanul Muslimin 3 (PDF 173 Kb)
  • Koreksi Total Manhaj Ikhwanul Muslimin 4 (PDF 186 Kb)
  • Koreksi Total Manhaj Ikhwanul Muslimin 5 (PDF 208 Kb)
  • Pembelaan terhadap Imam Muhammad Nashirudin al-Albani dari tuduhan dusta simpatisan HT (PDF 273 kb)
  • Pembelaan terhadap Imam Abdul Aziz bin Abdillah bin Bazz dari tuduhan dusta simpatisan HT (PDF 461 kb)
  • Pembelaan terhadap Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab dari tuduhan dusta simpatisan HT (PDF 282 kb)
  • Hakikat Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab terhadap Daulah Utsmaniyah(PDF 282 kb)
  • Fatwa Ulama Seputar Kondisi Politik di Indonesia (Bantahan Penyimpangan Laskar Jihad) (PDF 166 kb)



  • FIKIH DAN ADAB

  • Jabat Tangan Terlarang – Abu Zahra
  • Muslimah Ideal (Ustadz Nurul Mukhlishin)
  • Adab-Adab Bagi Para Da’i (Muhammad Hasan Alu Syaikh)
  • Bersama Nabi Di Bulan Ramadhan (Syaikh M. Musa An-Nashr)
  • Tafsir Ayat Shiyam dan Faidah-Faidahnya (Syaikh Salim al-Hilali)
  • Ramadhan Mubarak (Ustadz Abu Auf at-Tamimi)
  • Bid’ah-Bid’ah Puasa Dan Tarawih di Bulam Ramadhan (Syaikh Salim al-Hilali)
  • Beberapa fatwa Ulama Yaman
  • Memilih Kitab Tafsir (Ustadz Abu Ismail Muslim al-Atsari)
  • Sekelumit tentang Ilmu Tafsir (Ustadz Abu Ihsan al-Maidani)
  • Sifat Khutbah Jum’at (Ustadz Abu Ismail Muslim al-Atsari)
  • Fiqhul Jum’at (Ustadz Khalid Syamhudi)
  • Dzikir dan Kesalahan Setelah Sholat (Tim Redaksi Majalah As-Sunnah)
  • Studi Kritis Sunan Abi Dawud (Ustadz Khalid Syamhudi)
  • Sabar dan Lemah Lembut di dalam Dakwah (Ustadz Fariq Anuz)
  • Tahsfiyah di dalam dakwah menuju jalan Alloh (Ustadz Abu Ihsan)
  • Dunia Ladang Bagi Akhirat
  • Sekelumit Fatawa Sahab Seputar Kitab
  • Sunnahkah Memanjangkan Rambut bagi Pria?
  • Mengenal Sekilas Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab (Syaikh ‘Ali Hasan) (PDF 113 kb)
  • Suara Hati Bagi Penuntut Ilmu (Ustadz Abu Muslim Majdi al-Ahmad) (PDF 211 kb)
  • Diskusi Seputar Puasa Sunnah Hari Sabtu -lengkap- (PDF 838 kb)
  • Fatwa-Fatwa Pilihan Syaikh Masyhur Hasan Alu Salman (PDF 134 kb)
  • Fatwa Seputar Memandikan dan Mengkafani Jenazah (PDF 173 kb)
  • Fatwa Seputar Ihtidhar/Sekarat (PDF 127 kb)
  • Bagaimana Cara Mengobati Kesurupan (Syaikh Alu Zahim) (PDF 272 kb)
  • Istiqomah (PDF 149 kb)
  • Beginilah Seorang Muslim di Bulan Ramadhan (PDF 144 kb)
  • Indahnya Bahasa Arab Fushah (PDF 43 kb)
  • Tarjih Hukum Puasa Sunnah Hari Sabtu (60 kb)
  • Adab Majelis dan Bid’ah-Bid’ahnya (PDF 362 kb)
  • Kalender dan Awal Penanggalan Hijriah (PDF 290 kb)
  • Ringkasan Cara Penyelenggaraan Jenazah (Syaikh Ali Hasan) (PDF 134 kb)
  • Al-Ilmu (PDF 142 kb)
  • Kiat-Kiat agar Dicintai Isteri (PDF 80 kb)
  • E-book Hishnul Muslim (135 kb)
  • E-book Etika Muslim Sehari-hari (95 kb)
  • E-book Darah Kebiasaan Wanita (373 kb)




  • NASEHAT DAN TAUJIHAT


  • Ukhuwwah Yang Terkoyak – Ibnu Abidin as-Soronji
  • Dilema Simalakama (Nasihat bagi pejuang demokrasi) – Abu Lubna
  • Salah Kaprah Terhadap Ucapan Salaf
  • Memetik Ibrah dari Rujuknya Admin Salaf.dk (Abu Zakariya Said ‘Bak’ to Salaf)
  • Nasehat Emas Syaikh Al-Allamah Abdul Muhsin Al-Abbad (Dipetik dari muqoddimah cet. 2 Rifqon Ahlas Sunnah)
  • Nasehat terhadap para penuntut ilmu (Imam Ibnu Baz)
  • Kata Sambutan al-Ustadz Abu ‘Auf Pada Saat Dauroh Syar’iyyah Bersama Syaikh Ali dan Syaikh Salim di Ciloto Bogor (dan Biografi Singkat)
  • Bahaya Haddadiyah (Transkrip Ceramah Syaikh Salim al-Hilali) (PDF 108 kb)
  • Nasehat Syaikh Ali Hasan dan Syaikh Musa Kepada Pemuda Yang Terpengaruh Manhaj Haddadiyah (PDF 70 kb)
  • Nasehat Syaikh Washiyullah ‘Abbas untuk mengambil ilmu dari Masyaikh Yordania (PDF 83 kb)
  • Buku Hadits dan Aqidah Yang Dinasehatkan Imam Ibnu Baz (PDF 160 kb)
  • Buku Yang Dipuji dan Dikritik Al-Allamah Muqbil bin Hadi (PDF 79 kb)
  • Nasehat Imam Ibnu Baz kepada penuntut ilmu (PDF 43 kb)
  • Wasiat Emas bagi Pengikut Manhaj Salaf (Syaikh Abu Abdillah asy-Syihhi)
  • Sabar dan Lemah Lembut di dalam dakwah : Ustadz Fariq Anuz (PDF 2.589)
  • Memetik Faidah Dari Biografi Syaikh ‘Abdul Muhsin ‘Abbad (63 kb)
  • Nasehat Syaikh Ibrahim ar-Ruhaili dan Al-Allamah al-Abbad kepada Salafiyun Indoensia (PDF 351 kb)
  • Tahdzir Ulama Kibar terhadap Jama’ah Ahlul Hajr wat Tabdi’ (PDF 1.116 kb)
  • Untaian Nasehat Syaikh Ibrahim kepada generasi muda salafiyin (25 kb)
  • Untaian Nasehat Syaikh Ibrahim kepada generasi muda salafiyin (PDF 144 kb)
  • Nasehat Syaikh Ibrahim kepada Salafiyun Indonesia (351 kb)
  • Nasehat Syaikh Rabi untuk berkasih sayang (31 kb)
  • Nasehat Syaikh Rabi untuk berkasih sayang (PDF 261 kb)
  • Rifqon Ahlas Sunnah (Al-Allamah Abdul Muhsin Abbad) (57 kb)
  • Rifqon Ahlas Sunnah (Al-Allamah Abdul Muhsin Abbad) (PDF 323 kb)
  • Nasehatku untuk saudaraku salafiyin (37 kb)
  • Nasehatku untuk saudaraku salafiyin (PDF 408 kb)
  • Sikap Muslim Menghadapi Fitnah (Syaikh Shalih Alu Syaikh) (PDF 2.641 kb)




  • ARTIKEL BAHASA ARAB

  • Buku “Adabul Ikhtilaf” karya Syaikh Aqil al-Muqthiri (Image scan)
  • Al-Mukhtashor fil Ittijahat Al-Fikriyyah Al-Mu’ashirah (Syaikh Muhammad bin Abdillah as-Suhaimi)
  • Al-Hatstsu ‘ala ittiba`is Sunnah wat Tahdzir minal Bida’ (al-’Allamah al-’Abbad)
  • Booklet : At-Tathorruf wal Ghuluw wal Irhab (Markaz Imam al-Albani)
  • Booklet : Kasyfu Syubhat wa Roddul I’tirodhat ‘anil da’wah salafiyah al-Mubarokah (Markaz Imam al-Albani)
  • Al-Qoul ats-Tsabt fil Hurmati Shiyami Yawmis Sabti (Abu Muhammad Sanad)
  • Al-Albani wal Irja’ (Syaikh Abdul Aziz ar-Rayyis)
  • At-Tuhaf fi Madzhibis Salaf (Imam Syaukani)
  • Hiwar Imam al-Albani ma’a Syaikh al-Abbad fi mas’alati Shiyam Yawmis Sabti
  • Huququl Ukhuwah (Syaikh Shalih Alu Syaikh)
  • Al-Qoul Al-Qowim fi Istihbabi Shiyami Yaumis Sabti fi Ghoyril Fardhi (Abu Umar al-Utaibi)
  • Al-I’lam bi Anna Shiyam Yawmis Sabti Ja’iz (Abul Bara’ al-Kinani)
  • At-Tahdzir minat Tafarruq wal Hizbiyah (Utsman bin Mahmud, taqdim : Syaikh Shofiyyurrahman al-Mubarakfuri)
  • Hujjiyatu Qowli Shahabi ‘inda Salaf (Syaikh Tarhib ad-Dausari)
  • Al-I’tidal fid Da’wah (Imam Ibnu Utsaimin)
  • Manhaj Salaf fil Aqidah (Syaikh Sholih as-Suhaimi)
  • Manhaj Salaf fi Ta’amul ma’a Kutib Ahli Bid’ah (Syaikh Zaid bin Hadi al-Madkholi)
  • Sayid Quthb Baina Ro’yain (Syaikh Sa’ad al-Hushayin)
  • Fatawa Ulama al-Akabir fima uhdira minad dima’i fil jazair (Syaikh Abdul Malik Ramadhani)
  • Kasyfu Syubhat al-Ashriyah ‘anid Da’watil Ishlahiyah as-Salafiyah (Syaikh Abdul Aziz ar-Rayyis)
  • Tahdzib Kitab ath-Thoriq ila Jama’atil Umm (Syaikh ‘Utsman ‘Abdus Salam Nuh)
  • Haqqu Kalimah al-Imam al-Albani fi Sayyid Quthb (Syaikh Ali Hasan al-Halabi) (PDF 336 kb)
  • As-Salam (Syaikh Abdus Salam Barjas Alu Abdil Karim) (PDF 397 kb)
  • Iqomatul Burhan fi Raddi ‘ala man Ankara Khurujal Mahdi (Al-’Allamah Hammud at-Tuwaijiri) (PDF 264 kb)
  • Irhab Asbabuhu wa ‘Ilaajuhu wa Mawqiful Muslim minal Fitan (Syaikh Sholih as-Suhaimi) (PDF 169 kb)
  • Madarikun Nazhor fis Siyasah (Syaikh Abdul Malik Ramadhani) (PDF 2294 kb)
  • Manhajul Anbiya’ fid Da’wati ila Alloh fihi al-Hikmah wal Aql (Syaikh Rabi’ bin Hadi) (PDF 935 kb)
  • Mu’amalatul Ulama’ (Syaikh Muhammad Umar Bazmul) (PDF 138 kb)
  • Thoyibul Kalim al-Muntaqo min Kitabil Ilmi lil Imam Muhammad al-Utsaimin (PDF 303 kb)
  • Rifqon Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah (Al-Allamah Abdul Muhsin Abbad) (PDF 217 kb)
  • Tesis : Manhaj al-Istidlal fi Khabaril Ahad fil Madzhab al-Maliki (Al-Akh Ahmad bin Basyir al-Jaza’iri) (PDF 1.510 kb)
  • as-Salaf was Salafiyah (Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly) (PDF 113 kb)
  • Shuwaru Mudli’ah fi Juhudi al-Imam Ibnu Bazz fir Raddi ‘alal Mukhalif (PDF 630 kb)
  • Syarh Fadhlul Islam (Imam Ibnu Bazz) (PDF 257 kb)
  • Silsilah al-Fawaid as-Salafiyah : Tha’ah li Wulatil Amri (PDF 113 kb)
  • I’lamul ‘Aam biman takallam fiihim al-Allamah Ibnu Bazz (PDF 180 kb)
  • at-Tanbih ‘ala Mukholafat al-Aqidah fi Fathil Bari (Syaikh Ali asy-Syibl) (PDF 563 kb)
  • Tashhih Mafahim Khathi’ah fi Qadhiyati Muhimmah (Syaikh Shalih Alu Syaikh) (PDF 132 kb)
  • Tsabat Aqidah as-Salaf (Syaikh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin al-Abbad) (PDF 216 kb)

  • Interogasi Penyusup Katholik ke Ta’lim Salafi 4 (3GPP 700 kb)
  • Interogasi Penyusup Katholik ke Ta’lim Salafi 3 (3GPP 403 kb)
  • Interogasi Penyusup Katholik ke Ta’lim Salafi 2 (3GPP 4.022 kb)
  • Interogasi Penyusup Katholik ke Ta’lim Salafi 1 (3GPP 403 kb)
  • Gelandang Penyusup ke Polisi (3GPP 5.145 kb)
  • Kronologi dan Analisa peristiwa Penyusupan Katholik ke Ta’lim Salafiy
  • Berita Radar Malang tentang penyusupan Katholik ke Ta’lim Salafiy
  • Sarang Lebah Dan Keajaiban Al-Qur’an (Abdul Mun’im al-Hefni) (PDF 557 kb)
  • Panduan Bekam Singkat (PDF 291 kb)
  • Tahapan Embrionik di dalam Islam (PDF 225 kb)
  • Mukjizat Al-Qur’an tentang kulit manusia (PDF 264 kb)
  • Mukjizat Tahapan Penciptaan (PDF 554 kb)
  • Siwak Keajaiban dalam Sunnah Nabi (PDF 278 kb)
  • Siwak si Kayu Ajaib (PDF 221 kb)
  • Dasar Mikrobiologi (NEW PDF 1.3 Mb)
  • Suvenir Pernikahanku (334 kb)
  • Suvenir Pernikahanku (PDF 1.427 kb)
  • Mukjizat Al-Qur’an (212 kb)
  • Keajaiban Penciptaan Manusia dalam al-Qur’an (PDF 242 kb)
  • Keajaiban Embriologi di dalam Al-Qur’an (PDF 135 kb)
  • Sarang Lebah dan Keajaiban al-Qur’an (PDF 291 kb)
  • Keajaiban Reseptor Kulit (PDF 457 kb)
  • Siwak : Si Kayu Ajaib Pelindung Gigi (PDF 131 kb)
  • Siwak : Keajaiban dalam Sunnah Nabi (PDF 121 kb)
  • Jurnal : Pengaruh Ekstrak Serbuk Kayu Siwak terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus (PDF 142 kb)
  • Sekilas Info Jamur (PDF 97 kb)
  • Panduan Kesehatan Mulut (PDF 131 kb)
  • Prosedur Analisa Mikrobiologi Pada Industri Kosmetika (PDF 204 kb)
  • Skripsi : Pengaruh Ekstrak Serbuk Kayu Siwak terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Lempeng Agar (PDF 615 kb)
  • Bardac 208M Quartenary Ammonium Compounds (PDF 169 kb)
  • Jurnal : Pengendalian Kontaminasi Bakteri Listria monocytogenes pada Industri Penanaman dan Pengalengan Jamur(PDF 176 kb)
  • Kamis, 07 Juni 2012

    MATERI DAKWAH: METODE PENGAMBILAN SUMBER DAN RUJUKAN


    Latar Masalah: Mubaligh yang baik mesti memiliki persiapan dan cara penyampaian yang baik. (حسن الإعداد وطريقة الآداء)
    Pokok Masalah: (1) dasar-dasar metodologis “paham agama” dalam Muhammadiyah, (2) langkah pengambilan rujukan dakwah, (3) beberapa piranti pembantu dalam menggali rujukan dakwah

    Dasar-dasar Metodologis “paham agama” dalam Muhammadiyah

    Pengertian Al-Din dan Al-Dinul Islamy

    1.     Prinsip-prinsip Pemahaman Agama
    a.      Dasar Agama Islam: Hubungan Akal dan Wahyu
    b.     Aspek-aspek Ajaran Islam
    c.      Fungsi Ulama dalam Pemikiran Muhammadiyah
    d.     Pokok-pokok Manhaj Tarjih
    2.     Beberapa Langkah Pengambilan Sumber dan Rujukan Materi Dakwah
    a.      Mencari Bahan Dakwah Secara Instan
    b.     Mencari Bahan Materi Dakwah melalui Buku-buku Dakwah Tematik Standar : (a) Bidang Quran-Tafsir, (b) Bidang Hadits, (c) Bidang Iman-Aqidah, (d) bidang Ibadah-Syari’ah, (e) bidang Akhlak, (e) Bidang Isu-isu Aktual
    3.     Beberapa Piranti Teknologi untuk Menghapiri Sumber Materi Dakwah
    a.      Software khusus Program Pengajaran BTA, seperti Al-Barqy dan sebagainya.
    b.     Software khusus Program The Holy Quran, yang berguna untuk mencari ayat-ayat dan terjemahnya, serta tafsirnya.
    4.     Beberapa Piranti Teknologi untuk Menghapiri Sumber Materi Dakwah
    a.      Sofware Quran in Word, berguna untuk menulis ayat-ayat dengan lebih cepat dengan tarjamah dan tafsir singkat.
    b.     Software Program Hadits, berupa Mawsu’ah al-Hadis al-Syarif atau dikenal Kutubus Sittah.
    5.     Beberapa Piranti Teknologi untuk Menghapiri Sumber Materi Dakwah
    a.      Software Maktabah Thalibil Ilmi, memuat sekitar 200 judul kitab dalam berbagaio bidang, seperti Tafsir, Hadits, Fiqh, Akhlak, Aqidah, dan sebagainya.
    b.     Software Program Islamic Book, yang berisi sekitar 100 judul kitab lama dan baru dalam berbagai bidang keilmuan Islam..
    6.     Beberapa Piranti Teknologi untuk Menghapiri Sumber Materi Dakwah
    Software Program Maktabah Syamilah Versi 1 dengan 800 judul kitab dalam berbagai bidang ilmu, yang selanjutnya disusul oleh Maktabah Syamilah 2,00 berisi lebih dari 2000 judul kitab dan versi 2,09 yang berisi lebih dari 7739 judul kitab.

    Penutup

    Perlunya MTDK mengidupkan Muzakarah Diniyyah secara berkala bagi para Muballigh dan Pimpinan Persyarikatan.
    Perlunya MTDK memiliki kepustakaan sebagai kelengkapan dan akurasi maraji’ materi dakwah.

    Fiqh Dakwah: Dakwah Fardiyah dan Pentingnya Amal Jama’i


    DAKWAH FARDIYAH DAN PENTINGNYA AMAL JAMA’I


    A.   Ta’rif
    Dakwah Fardiyah: dakwah yang dilakukan dengan cara individual atau dakwah dengan membatasi jumlah mad’u dalam suatu kegiatan dakwah. Dakwah Fardiyah tetap menjadi sub-sistem dari Dakwah Jama’iyah, sehingga dakwah fardiyah ini justru menopang gerakan dakwah secara menyeluruh.
    B.    Tahapan Dakwah Fardiyah
    Ø  Sebelum berdakwah, seorang da’i harus mengenal waqi’ (realitas) umat yang akan didakwahi.
    Ø  Dengan memahami realitas umat, maka seorang Da’i dapat memetakan keadaan umat yang selanjutnya akan ditangan secara dakwah fardiyah.
    Ø  Seorang Da’i harus memperkokoh sifat sabar dalam menghadapi mad’u yang sangat beragam dan siap untuk mengambil berbagai metode dan pendekatan dakwah
    1.     Tahapan Pertama
    ·        Membina hubungan dan mengenal setiap orang yang akan didakwahi
    ·        Seorang Da’i harus berusaha agar mad’u merasakan bahwa kita betul-betul memperhatikan dan dekat dengan mereka.
    ·        Seberapa jauh perhatian dan simpati yang diperoleh mad’u, sebanyak itu pula tanggapan dan penerimaan mad’u terhadap dakwah kita
    2.     Tahapan Kedua
    ·        Membangkitkan Iman yang Mengendap dalam Jiwa,
    ·        Pembicaraan hendaknya tidak serta-merta langsung diarahkan kepada masalah iman, namun sebaiknya berjalan alami.
    ·        Dengan kebangkitan imannya seseorang akan hidup dengan ma’rifatullah, terjaga dari kelalaiannya dan siap untuk menyempurnakan imannya.
    ·        Demikian selanjutnya, mereka akan semakin mudah menerima ilmu yang menguatkan imannya.
    3.     Tahapan Ketiga
    ·        Membantu memperbaiki keadaan dirinya dengan mengenalkan perkara-perkara yang bernuansa ketaatan dan bentuk-bentuk ibadah yang diwajibkan.
    ·        Mendorong untuk taat dan disiplin dalam ibadah dan berakhlak dengan pembinaan dan keteladanan.
    ·        Mendorong mereka untuk memperbanyak bacaan, dan menghadiri forum-forum tabligh dan ta’lim
    4.     Tahapan Keempat
    ·        Menjelaskan tentang pengertian Ibadah secara menyeluruh dan komprehensif (syamil)
    ·        Yang  pertama, meluruskan niat yang benar
    ·        Yang kedua mematuhi dan menepati syariah yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah.
    5.     Tahapan Kelima
    ·        Memahamkan mad’u bahwa keberagamaan kita tidak cukup hanya dengan keislaman kita sendiri.
    ·        Agama Islam adalah agama kolektif-integral  (jama’i). Ia adalah sistem kehidupan hukum, perundangan, sistem kenegaraan, jihad dan kesatuan umat.
    ·        Membangun kesadaran bahwa dakwah adalah kewajiban setiap muslim kepada sesamanya.
    6.    Tahapan Keenam
    ·        Memahamkan mad’u bahwa kewajiban dakwah tidak mungkin ditunaikan secara individu.
    ·        Orang-perorang tidak mungkin menegakkan hukum, membangun negara dan kepemimpinan.
    ·        Seorang muslim juga tidak akan bisa menjadi muslim paripurna dengan dirinya sendiri.
    ·        Amal Jama’i adalah prinsip asasi dalam merealisasikan Islam dengan seluruh sistemnya
    7.     Tahapan Ketujuh
    ·        Kesadaran Memilih Jamaah secara Tepat
    ·        Kesadaran memilih jamaah secara tepat dan proporsional
    ·        Jamaah yang baik adalah yang memiliki nizham yang baik, jamaah yang terorganisir, tidak ifrat dan tafrit, bersendikan kepada Al-Quran dan Sunnah, dan manhaj salaf salih.
    ·        Memasuki sebuah jamaah di antara sekian banyak jamaah yang ada, harus dengan kesadaran bahwa jamaahnya adalah bagian dari Jamaah yang lebih besar yakni Jama’ah al-Muslimin.
    C.    Peluang Dakwah Fardiyah
    ·          Dakwah Fardiyah memiliki peluang untuk melahirkan da’i-da’i baru.
    ·         Dakwah Fardiyah dapat dijalankan dalam segala situasi.
    ·        Dakwah Fardiyah dapat menciptakan hubungan dan ikatan langsung dengan mad’u.
    ·        Dakwah Fardiyah dapat memperkaya pelakunya agar produktif dan giat membekali diri
    ·        Dakwah Fardiyah mendorong pelakunya menjadi qudwah bagi lainnya.
    ·        Dakwah Fardiyah dapat memahami secara langsung masalah mad’u, sekaligus memberikan solusi yang cepat, tepat.


    و الله أعلم بالصواب

    ASBABUN NUZUL

                Ada fenomena menarik di kalangan umat Islam dalam memahami teks Al Qur’an.  Sebagian berpandangan bahwa pemahaman terhadap Al Qur’an harus disesuaikan dengan konteks saat diturunkannya ayat.  Ini memunculkan kaidah ”Al ’ibratu bi khususis-sabab la bi ’umumil lafazh”, yakni penyimpulan makna didasarkan atas kekhususan sebab turun ayat, bukan didasarkan atas keumuman lafazhnya.  Sementara sebagian yang lain berpandangan bahwa pemahaman terhadap Al Qur’an itu harus didasarkan atas keumuman lafazh ayat, bukan didasarkan atas kekhususan sebab turunnya.  Ini melahirkan kaidah ”Al ’ibratu la bi ’umumil lafazh la bi khususis-sabab”.

    A.  PENGERTIAN  ASBABUN  NUZUL
                Secara etimologis Asbabun Nuzul terdiri dari dua kata, yaitu Asbab, jamak dari sabab yang berarti sebab atau latar belakang dan nuzul berarti turun.
                Secara terminologis, M. Hasbi Ash Shiddieqy mengartikan Asbabun Nuzul sebagai kejadian yang karenanya diturunkan Al Quran untuk menerangkan hukumnya di hari timbul kejadian-kejadian itu dan suasana yang di dalamnya Al Quran diturunkan serta membicarakan sebab yang tersebut itu, baik diturunkan langsung sesudah terjadi sebab itu ataupun kemudian lantaran sesuatu hikmah.

    B.  MACAM-MACAM  REDAKSI  ASBABUN  NUZUL  DAN  MAKNANYA
                Asbabun Nuzul mempunyai beberapa redaksi dan makna.  Pertama, berupa pernyataan tegas dan jelas dengan menggunakan kata sebab, seperti ”Sababu nuzulil ayah kadza” dengan menggunakan fa’ta’qibiyah yang bersambung dengan lafazh nuzul, seperti  ”. . . fa anzallahu . . . ”, tidak menggunakan kata sebab dan fa’ta’qibiyah, tetapi dapat dipahami sebagai sebab dalam konteks jawaban atas suatu pertanyaan yang diajukan kepada Rasulullah, seperti hadis riwayat ibn Mas’ud, ketika Nabi SAW. ditanya tentang ruh.
                Kedua, berupa pernyataan tidak tegas dan jelas, seperti ungkapan ”nuzilat hadzihil ayatu fi kadza”, ”ashibu hadzihil ayat nuzilat fi kadza”atau ”ma ashibu hadzihil ayat nuzilat fi kadza”.  Redaksisemacam ini bisa jadi merupakan penjelasan kandungan hukum ayat yang dimaksud.  Dengan pernyataan itu dan pernyataan selanjutnya perawaitidak memastikannya sebagai Asbabun Nuzul.  Redaksi-redaksi tersebut mengandung kemungkinan menunjukkan sebab nuzul dan hal yang lain.  Pendapat senada dikemukakan oleh Ibnu Taimiyah.  SementaraAz Zarkasyi menyatakan bahwa hal itu berdasar kepada kebiasaan sahabat dan tabiin.  Bila seseorang di antara mereka menggunakan lafal tidak jelas seperti itu menunjukkan kandungan hukum dan bukan sebab turunnya ayat, maka hal itu merupakan jenis pengambilan dalil (istidlal) terhadap suatu ayat dan bukan periwayatan peristiwa.
     
    C.  BERBILANGNYA  ASBABUN  NUZUL  SUATU  AYAT
                Kenyataan menunjukkan bahwa adakalanya terdapat beberapa riwayat tentang sebab turunnya suatu ayat.  Dalam hal seperti ini para ulama ahli hadis mempunyai beberapa alternatif untuk menentukan riwayat-riwayat yang diterima sebagai penjelasan tentang sebab turunnya suatu ayat.
                Pertama, bila salah satu diantara riwayat-riwayat bernilai shahih dan yang laintidak, riwayat yang bernilai shahihlah yang diterima sebagai keterangan tentang sababun nuzul.
                Kedua, jika dua riwayat atau lebih sama-sama shahih, maka dilakukan tarjih.  Pentarjihan itu dilakkan dengan mengambil hadis yang lebih tinggi tingkat keshahihannya atau hadis yang perawinya mengalami dan melihat langsung peristiwanya.  Seperti riwayat Bukhari dari Ibnu Mas’ud, dengan riwayat At Tirmidzi dari Ibnu Abbas tentang ruh pada QS. 17 : 85.  Riwayat dari Ibnu Mas’ud dipandang sebagai sebab nuzulnya, karena Ibnu Mas’ud hadir dan melihat ketika peristiwa itu berlangsung, sedang Ibnu Abbas tidak.  Manna’ Al Qaththan menjelaskan bahwa jika benar ayat itu Makki dan diturunkan sebagai jawaban atas suatu pertanyaan, maka pengulangan pertanyaan yang sama di Madinah tidak memerlukan penurunan wahyu untuk kedua kalinya.  Akan tetapi yang diperlukan adalah agar Rasulullah SAW menjawab pertanyaan tersebut dengan ayat yang diturunkan sebelumnya.
                Ketiga, jika dua riwayat atau lebih sama-sama shahih dan tidak bisa ditarjih, maka dikompromikan.  Seperti riwayat Bukhari melalui jalur Ikrimah dari Ibnu Abbas tentang li’an (menuduh istri berbuat zina tanpa mengajukan empat saksi) yang tersebut dalam QS. 24 : 6-9.  Dibandingkan dengan riwayat Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa’ad, kedua riwayat sama-sama shahih dan sulit dilakukan tarjih.  Maka kedua riwayat dikompromikan, yakni peristiwa Hilal terjadi dan kebetulan Uwainir mengalami kejadian serupa, maka turunlah ayat di atas sebagai jawaban atas persoalan mereka.  Menurut Az Zarqani, tidak ada keraguan menembpuh jalan kompromi ini, bahkan lebih utama daripada menolak salah satunya, karena tidak ad halangan untuk mengkompromikan.
                Keempat, jika dua riwayat atau lebih sama-sama shahih, sulit ditarjih dan dikompromikan, karena jarak waktu sebab-sebab tersebut berjauhan, maka dipandang banyak sebab turun dan nuzul ayat berulang.  Namun Manna’ Al Qaththan berpendapat bahwa berulangnya turun suatu ayat itu tidak begitu jelas hikmahnya.  Ia lebih menekankan upaya pentarjihan.

    D.  URGENSI  MEMPELAJARI  ASBABUN  NUZUL
                Melalui Asbabun Nuzul, pertama, seseorang dapat mengetahui hikmah di balik syari’at yang diturunkan melalui sebab tertentu.  Kedua, seseorang dapat mengetahui pelaku atau orang yang terlibat dalam peristiwa yang mendahului turunnya suatu ayat.  Ketiga, seseorang dapat menentukan apakah ayat mengandung pesan khusus atau umum dan dalam keadaan bagaimana ayat itu mesti diterapkan.  Keempat, seseorang mengetahui bahwa Allah selalu memberi perhatian penuh pada Rasulullah dan selalu bersama para hamba-Nya.
                Studi tentang asbabun nuzul akan selalu menemukan relevansinya sepanjang perjalanan peradaban manusia, mengingat asbabun  nuzul menjadi tolak ukur dalam upaya kontekstualisasi teks-teks Al Qur’an pada setiap ruang dan waktu serta psiko-sosio-historis yang menyertai derap langkah manusia.

    MIM. Diberdayakan oleh Blogger.
    MIMYERA © 2008 Template by:
    SkinCorner